Rabu, 20 Oktober 2010

not In the mood

pengen banget nulis tapi gak dapet ide.
abis makan chiz yang biasanya slalu bikin perasaan seneng tapi malah bete gara2 diliatin foto 'aneh'.
pengen ke BSm beli J-Cool tapi uda tutup, Alfamart juga udah tutup, pengen es krim.
Zzzzz harusnya belajar sih.
tapi yang ada diotak gw:




harusnya tuh ada toko yang buka 24 jam dan menyediakan makanan2 kayak gini, khusus buat orang yang suka random dan moodyan. One day yah gw bakal buat toko yang isinya makanan kesukaan gw semua, tapi bukanya khusus buat gw aja. hahha

Rabu, 06 Oktober 2010

I Vote Faith for Happiness

Pernah mempertanyakan keberadaan Tuhan?
Boro2, mending mikirin tugas yang belom kelar2, mending waktunya dipake buat nyari duit ngasih makan keluarga daripada buat ngerenung mikirin Tuhan, Tuhan aja belum tentu mikirin kita!
Ini merupakan hasil Interview gw ketika melakukan eksplorasi terhadap tingkat 'Ke-ber-Tuhan-an' masyarakat untuk memenuhi mata kuliah Katolik disemester-semester yang lalu. Subjeknya adalah Seorang pemulung dan mahasiswa teknik. Gw dapet C sih untuk mata kuliah ini, selain karena cuma semangat waktu bikin tugas eksplorasi, tapi gak niat waktu UAS, maka gw berakhir dengan nilai C! Untunglah kata bokap, gw gak perlu mengulang dan semakin mengkristenisasi diri gw lagi. Tapi karena gw rajin, gw mau benerin lagi tapi mau ngambil Fenom, mudah2an aja gw gak berakhir sebagai Atheis setelah ngambil kuliah itu.
hahaha

Pernah gak sih ngerasa pengen banget nyerita (curhat) ke orang tentang masalah kita, tapi gak bisa menemukan teman yang tepat untuk bercerita karena orang yang kita ajak untuk mendengarkan curahan hati kita biasanya malah lebih banyak bicara dan memberikan pandangannya terhadap apa yang kita hadapi, sehingga baru aja kita bicara satu kalimat, dia sudah menimpali dengan satu paragraf. Padahal yang kita butuhkan itu seorang pendengar, bukan komentator.

Pernah gak sih dapet masalah yang besar, kita gak tau bagaimana harus ngehadepinnya. Kita gak tau siapa yang bisa diandalkan dan diminta bantuannya untuk menyelesaikan masalah ini saking beratnya, lantas kita memutuskan untuk duduk ditempat ibadah, dan berdoa kepada Tuhan agar dibantu dan diberi kemudahan dalam menghadapi masalah, padahal kita bukan orang yang religius dan bahkan kita sendiri tidak yakin akan eksistensi dari Tuhan itu sendiri.

Entah bagaimana menjelaskan proses yang terjadi disini, tapi sekuat apapun manusia mengingkari adanya Tuhan, mereka secara sadar atau tidak, ketika dihadapkan pada masalah yang tidak dapat tertangani mereka akan berharap akan datangnya tangan-tangan yang tidak kelihatan (Invisible Hands, kayak di ilmu ekonomi) untuk turun dan menyentuh mereka dengan sedikit kejaiban.

What's wrong with me? di post sebelumnya gw ngomong soal politik, sekarang gw sok berfilosofis sedangkan gw gak pernah ikutan kelas filosofi (padahal pengen tapi telat daftar mulu). ngak, gw gak akan bahas soal Tuhan, cinta, filsuf, ngak!

Gw baru nonton lagi film The Invention of Lying.
The Invention of Lying adalah film tentang sebuah kehidupan modern yang tidak mengenal Kebohongan, bahkan gak ada yang namanya fiksi, rekaan atau efek. Semua yang ditampilkan oleh manusia merupakan apa adanya yang ada dipikiran mereka. nah di dunia tanpa kebohongan ini ternyata hanya ada satu manusia yang dapat melakukan dan mengucapkan kebohongan. Masalahnya semua yang dikatakan oleh dia, akan serta merta dipercaya oleh orang-orang disekitarnya. Awalnya dia mulai dengan kebohongan2 kecil untuk menang judi kasino, menulis cerita fiksi pertama yang pernah ada sedangkan orang-orang berfikir bahwa hal yang diucapkan orang ini benar2 terjadi. Nah masalah yang lebih besar lagi muncul ketika dia menghadapi Ibunya yang sedang menuju ajal. sang Ibu ketakutan akan kematian, dia merasa belum siap menghadapi dunia tanpa apapun, hanya kekosongan (Nothingness), anaknya yang tidak kuasa melihat Ibunya meninggal dalam ketakutanpun kembali berbohong. Dia mengatakan bahwa yang selama ini orang katakan mengenai kematian itu bohong, di alam bawah sana orang-orang hidup bahagia, semua orang punya rumah megah dan Ibunya akan dapat bertemu lagi dengan sang ayah. Ini adegan ketika sang Ibu menjelang kematian.



Setelah kejadian ini, berita menyebar mengenai pria yang disebut-sebut mengetahui kehidupan setelah kematian. Dan cerita tentang way of believe ini pun berlanjut, kamu harus nonton sendiri deh.

Sebelum nonton (lagi) the Invention of Lying, gw sempet dikirimin sebuah film judulnya Zeitgeist. Sebuah film dokumenter yang (menurut gw) menceritakan asal-usul agama dan bagaimana akhirnya 'isu' agama ini dibuat menjadi alat untuk memperoleh Wealth oleh sekelompok orang tertentu.

Gw gak bisa ngejelasin apa yang ada dipikiran gw, pokoknya intinya gini. Kedua film ini entah bagaimana berhubungan, mereka menyampaikan asal-usul System of Believe yang manusia kenal saat ini, di kedua film ini mempunyai sebuah kesamaan yaitu secara gak langsung (di film The Invention of Lying) dan secara langsung (Zeitgeist) mengisyaratkan bahwa kepercayaan manusia akan Tuhan atau adanya makhluk yang lebih berkuasa dan memiliki kekuatan untuk mengontrol manusia (dalam The Invention of Lying disebut Man In The Sky)berasal dari sebuah OMONG KOSONG.

Tapi yang gak bisa dipungkiri disini, kepercayaan akan adanya Makhluk yang melihat perbuatan kita, adanya kehidupan setelah kematian, membuat kita memiliki kesadaran sosial, kita tidak penah merasa sendiri karena dimanapun kita, ketika kita ditinggalkan teman, pacar, keluarga, kita punya Man in The Sky yang selalu mengawasi kita, keyakinan ini membuat kita merasa bahagia bahwa pada akhirnya ketika kita meninggal kita tidak akan berujung pada nothingness (kekosongan).

Gw gak peduli apakah tuhan itu ada atau tidak ada, pada akhirnya. Yang paling penting buat gw adalah perasaan bahagia dan aman karena ketika teman gak bisa dipercaya, dikhianati, ditinggalkan, ada Tuhan yang bisa gw percaya buat memegang rahasia gw.

Pernah ada yang nanya agama gw, soalnya dia liat di account FB gw nulisnya Religion: I am a God Lover.
ini obrolan kita:
XXX: Lhy lu islam?
Lhya : bisa dibilang begitu
XXX : kok gitu? tapi lu solat kan...
Lhya : Gw Islam, tapi gw gak mengeksklusifkan diri sebagai Islam sebagaimana Islam.
XXX : Gw gak ngerti! kalo gitu Tuhan lu siapa?
Lhya : Uda gw tulis kan, Gw adalah God Lover. Bagi gw semua yang indah adalah perwujudan Tuhan. Sunrise itu tuhan, embun di atas daun ketika pagi itu tuhan, kecantikan-ketampanan itu karya tuhan. Gw mencintai Tuhan dalam berbagai bentuk. mungkin gw harus bersyukur juga karena di Islam, Tuhan tidak memiliki rupa sehingga membebaskan gw menginterpretasi ketika melihat tuhan.
XXX : Tapi lu solat kan ya! itu artinya lu melihat Tuhan sebagaimana orang muslim melihat Tuhannya.
Lhya: Errrr dia nanya lagi. Apa yang lu lakuin klo lu lagi bingung atau ngadepin masalah?
XXX : Gw ngerokok, minum, ngobrol...
Lhya : ketika ngerokok, minum, ngobrolin ama temen lu ngerasa terbebas dari masalah lu kan? walaupun sifatnya cuman sementara, ketika rokok lu habis, mabok lu ilang, temen lu pulang, masalah lu balik lagi kan? tapi lu sempet berasa bahagia, senang terbebas. Itu hal yang sama gw rasakan ketika gw solat.
XXX: emang lu cuman solat ketika punya masalah doang?
Lhya : ngak juga sih. Ketika kondisi normal pun gw solat. Gw solat karena gw butuh untuk percaya bahwa bahwa gw punya alasan untuk berbuat baik, gw butuh sesuatu untuk mengingatkan gw untuk menjauhi hal2 negatif bahkan untuk sesuatu yang masih belum jelas keberadaannya seperti Tuhan. Gw butuh untuk percaya, dan ketika gw percaya, Gw seneng. Bukannya hidup itu untuk mencari kesenangan dan ketentraman? jadi kalau dengan begini bisa bikin gw seneng, gw gak masalah apakah Tuhan itu benar2 ada atau ngak.

Gw gak berusaha mempengaruhi cara berfikir orang yang baca posting ini. Ini cuman, yaaah...salah satu wacana aja....
sebelum kita bertambah tua, menjelang manula, dan menjadi Idealis dalam beragama, kenapa kita gak berfikir sedikit 'nakal'???

Selasa, 05 Oktober 2010

Gara-gara MPS (Metodologi Penelitian Sosial)

Gw lagi pusing mikirin topik dan materi skripsi.
Yes, silahkan bilang gw sok sibuk, buru-buru amat ya, kecepetan kali baru juga smester 5 uda mikirin skripsi!!!

I hate to say, but Yes! its because, semester ini gw ngambil mata kuliah Metodologi Penelitian Sosial (dosennya mas arie botak). Nah mata kuliah ini udah mengharuskan kita mempersiapkan Bab I yang kelak di semester 7 akan gw ajukan untuk seminar dan disemester 8 akan berkembang menjadi SKRIPSI!

Gw gak bingung karena gak tau apa yang akan gw bahas, karena gw sangat tau apa yang menjadi ketertarikan gw "Peran media dalam Pencitraan Internasional". Hoaaaaaaaaehm...

jangan ngantuk! serius ini merupakan (menurut gw) materi yang sangat penting untuk dicermati terutama dimasa sekarang ini, sejak Demokrasi berjaya di Indonesia, semua orang bebas mengemukakan pendapatnya, di Indonesia bahkan ada dua stasiun TV BERITA (TV One dan Metro TV).

Kenapa gw bilang Media merupakan suatu bahasan yang menarik, karena media massa sangat berperan dalam menyampaikan informasi baik yang benar2 terjadi (real) ataupun yang belum tentu benar keberadaannya (fake). udah kelihatan belom juntrungannya? ya, bener banget. kemampuan media untuk menginformasikan hal-hal tertentu membuat media TV sangat mudah membentuk opini publik! Mari bersikap jujur, masyarakat Indonesia sangat rendah minat membacanya(maksud gw baca buku2 teori yang berat dan mendalam), mereka akan sangat mudah menerima bulat-bulat apa yg disampaikan TV, apalagi berita tersebut disiarkan berulang-ulang secara continue dan digunakan dengan bahasa sederhana tapi dengan tampilan yang menarik dari Host-nya.


Yang membahayakan, media bisa digunakan oleh orang atau kelompok tertentu untuk membentuk pencitraan terhadap dirinya. Meidia bukan lagi sebagai sebuah tempat untuk menunjukan fakta tapi justru sebagai media pembenaran! sebagai contoh: Kasus Lumpur Lapindo yang sudah bertahun-tahun terjadi di Sidoarjo sebagaimana kita baca dikoran dan lihat di Tv merupakan hasil dari kecerobohan PT Lapindo dalam melakukan pengeboran, dan kemudian 4 tahun kemudian di 2010 tiba2 muncullah pembahasan lagi mengenai sebab musabab terjadinya lumpur Lapindo yang diREVISI namanya menjadi LUMPUR SIDOARJO, karena kemudian setelah dilakukan penelitian oleh 'pakar2' tertentu katanya LUMPUR LAPINDO sebenernya terjadi karena gempa bumi sehingga namanya bukan lagi LUMPUR LAPINDO a.k.a Lupur yang disebabkan oleh PT LAPINDO, tapi berganti menjadi LUMPUR SIDOARJO a.k.a lumpur yang terjadi akibat gempa bumi di Sidoarjo!

It's funny right?! to see dissaster being political consumption.
Gw jadi bertanya2, apa karena salah satu petinggi PT Lapindo yang juga calon kuat dari Sebuah partai politik (sebut saja GOLKAR) sedang berusaha mencitrakan dirinya (sebut saja Abu Rizal Bakrie) untuk memasuki pemilihan Presiden berikutnya, maka sebuah kenyataan umum yang sudah diterima masyarakat Indonesia dan Internasional dibuat seakan-akan sebuah bencana Alam. Hey...they tough we are some kind of idiot!

Well lets back to my Thesis.
Awalnya topik yang gw ajukan ke dosen yang udah dua kali ngasih gw nilai B di mata kuliah yang lain itu adalah "Peran Media dalam Pencitraan Obama di tahun 2008" dan dosennya udah ACC. Tapi kemudian gw mikir lagi, gw bakal disidang dengan skripsi ini tahun 2011, which makes this topic way soo damn lame! So I change the topics.

Selain media, gw sangat tertarik dengan Human Rights. Secara dulu pernah punya cita2 pengen jadi Menteri Pemberdayaan Wanita, terispirasi Khofifah Indar Parawansa waktu gw SD. Jadi terpikir nih buat bikin topik "Peran Media mensosialisasikan STOP CHILD-SEX TOURISM di Asia Pasifik. Kerjasama antara Indonesia-Australia". Tapi begitu gw mulai search di Internet, Zzzzzz....susah banget! Indonesia banyak sih melakukan perjanjian ini itu, ASEAN lah, Kongress Negara III lah, but....There no socialization! Gak heran kenapa Indonesia masih menempati posisi yang cukup tinggi dalam daftar negara yang menyajikan wisata 'Child-Sex' di Asia. Akhirnya gw mikin mind map dari sumber2 yang gw dapetin, tapi setelah diliat lagi begitu jadi, hasilnya cuman perjanjian antara Indonesia-Australia dalam lingkup ASEAN, tanpa gw memasukkan media dalam proses sosialisasinya. Dan yang paling membuat gw gak puas adalah karenn dari kerangka yang gw buat, kelihatan sangat biasa seperti skripsi2 anak2 lain tentang NGO, ASEAN, Peran Pemerintah, GAK ADA YANG MENANTANG!!!!! Arrrrrrrrrgh!

I mean, Really! kenapa Metro TV bisa sangat membantu sosialisasi program MDGs yang nyatanya terlalu muluk2 dan terlalu luas cakupannya, sedangkan masalah perdagangan manusia seperti ini justru diabaikan begitu saja! Gosh...

Gw bener2 pengen dapet A kali ini, dengan dosen yang selalu ngasih gw B!
Hal lain yang membuat gw semakin struggle:
1. Ada orang yang terus-terusan nanya "Kapan Trainning ama Mentoring P******A lagi ya? bilang2 yah...
2. Ada orang yang terus2an nanyain "Kapan OL YM???"
3. Ada orang yang terus2an ngajakin "Jalan yuk. Kapan bisanya...."

I really love mingle and have fun. That's why I really easy to get distract.
Fine, I'll get my ass back to the Thesis!