Kamis, 08 April 2010

Teti Marsaulina Simanjuntak : “Impossible is Nothing”


Siapa yang menyangka bahwa penyiar OB radio Cimahi dengan segmen anak muda ini adalah salah seorang dosen fakultas Hukum Unpar. seperti biasa, nampak senyum ceria khas Teti Marsaulina Simanjuntak menyambut ketika ditemui di ruang dosen fakultas hukum Unpar pada Rabu (2/3) siang.

Teti Marsaulina Simanjuntak tidak menyangka akan menjadi dosen Unpar seperti sekarang. Pada awalnya Teti, sapaan akrabnya, bercita-cita untuk menjadi seorang hakim. Cita-cita ini didorong oleh teman-teman semasa SMA-nya karena kepandaiannya dalam pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) dan kepiawaiannya dalam berbicara dan berdebat di forum-forum umum. Hal itu jugalah yang mendorong Teti untuk masuk fakultas Hukum Unpar.
Setelah lulus dari Unpar, ia mengikuti ujian advokat dan berhasil lulus, kemudian diambil sumpahnya sebagai seorang Advokat. Seiring berjalannya waktu, Teti menyadari bahwa profesi sebagai hakim tidaklah semulia apa yang dibayangkannya. Ada banyak penyalahgunaan kewenangan dalam profesi tersebut saat ini. Hal ini menurut Tety, membuat hakim menjadi sosok yang tidak independen lagi. Ditengah kebingungannya saat menunggu panggilan pekerjaan yang belum datang, salah satunya lamarannya yang dia ajukan ke Universitas Parahyangan, Teti sempat berpikiran untuk menjadi seorang reporter. Teti merasa profesi ini sangat cocok dengan visinya yaitu dapat melaporkan kebenaran dengan independen. Namun nasib berkata lain, satu tahun setelah menunggu panggilan kerja, dia diterima sebagai dosen di Fakultas Hukum UNPAR. Teti tidak ragu menerima pekerjaan ini, menurutnya sebagai seorang dosen, keinginannya untuk tetap memegang teguh idealisme dan independen dapat terus terjaga.
Pada masa-masa awal kariernya sebagai dosen di UNPAR, Teti terkenal sebagai dosen yang sangat galak dan tegas terhadap mahasiswanya. Namun ketika menimba ilmu di Amsterdam, Belanda sosok itu berubah menjadi sosok yang friendly dan murah hati. Teti belajar bahwa dengan menghargai dan bersikap lembut, mahasiswa akan merasa lebih nyaman belajar bersama sang dosen.
Pada tahun 2001-2004, ia pernah menjabat sebagai wakil dekan I, kemudian pada tahun 2005 wanita yang sangat mengagumi John C. Maxwell ini memutuskan untuk menjadi seorang pengacara komersil. Namun, pada sekitar tahun 2005-2006 ia mengalami “tamparan” yang sangat keras, yang membuat ia kemudian berkomitmen pada tahun 2007 untuk menjadi pengacara yang hanya memihak orang-orang miskin dan orang-orang yang tertindas secara struktural. Hal inilah yang membuat Teti bergabung dengan LBH dan membantu proses hukum yang diajalankan di dalamnya.
Dari perjalanan karirnya selama ini, alumni SMAN 4 Bandung ini meyimpan cita-cita sederhana, ia ingin menjadi seorang penulis dan juga ingin mendirikan sebuah rumah singgah. Rumah singgah ini akan diperuntukkan bagi orang-orang yang terbuang atau terasingkan dari masyarakatnya karena memperjuangkan kebenaran.
Selain menjadi dosen, Teti juga berprofesi sebagai penyiar di salah satu radio bersegmen anak muda di Cimahi. Acara yang diberi nama Positive Corner ini memberikan motivasi kepada anak muda untuk menghadapi masalahnya secara positif. Profesi tambahan ini dilakoninya secara sukarela tanpa bayaran dari pihak radio.
Teti sangat berharap mahasiswanya kelak berhasil menimba ilmu hingga lulus dapat menjadi orang yang sukses, dalam arti berguna bagi masyarakat dan dapat menginspirasi banyak orang. Teti berpesan bahwa dalam menghadapi situasi hukum di negeri ini, setiap orang harus membuat perubahan dari diri masing-masing terlebih dahulu. Menurut beliau pada masa seperti saat ini, sangat penting untuk menjaga idealisme dan berani mengambil tindakan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. “Terlalu banyak komentator di negeri ini sudah saatnya orang mulai bertindak”, pesannya.
Indonesia membutuhkan banyak orang seperti Teti Marsaulina yang mampu mempertahankan idealismenya di tengah godaan menjamurnya mafia peradilan yang menghalangi tegaknya hukum di Indonesia. “Jangan sampai kita menggadaikan idealisme kita hanya untuk uang. Dengan loyalitas dan integritas, insya allah uang akan datang dengan sendirinya”, tuturnya dengan gelak tawa.

1 komentar:

  1. edan udah beranian gini kamu bikin cerita tapi gak bilang bilang, tapi ini si teti gue banget baik sopan dan membela kebenaran gak kaya kamu adalah seorang tukang kabur dan jarang OL lagi..zzzz
    li kpan bikin cerita tentang saya? ah parah,
    km kapan olnya? saya banyak cerita yang ingin saya shared

    BalasHapus